Langsung ke konten utama

Review Film Joker 2019


Nonton JOKER sabtu kemarin. Sebelum nonton tuh sudah takut duluan, bukan karena thrillernya, tapi karena sebelum nonton tuh sudah sering baca kutipannya si JOKER "orang jahat adalah orang baik yang tersakiti". Jadi takut gimana kalau setelah nonton ini aku jadi memaklumi kelakuan jahat si JOKER atau kelakuan para penjahat pada umumnya.

Tapiii setelah selesai nonton, ternyata nggak kayak gitu juga kallee ciinnn 😂😂😂. Emang kasian sama si JOKERnya tapi apapun yang dia lakukan itu tetep jahat, tetep biadab tetep sadis dan nggak bisa dimaklumi. 

Tapi serius aku kasian sama si Joker. Sejak kecil hidupnya kasian banget, tapi kalau kuceritakan kasiannya gimana nanti spoiler. Sudah gede kena mental illness, yang nggak bisa mengekspresikan perasaannya kecuali dengan tertawa. Saat dia marah dia tertawa, saat tertekan dia cuma bisa tertawa, saat sedih dia juga tertawa. Dan tertawanya itu nggak bisa distop, meskipun si Joker berusaha untuk menghentikannya. Mirisnya lagi, meskipun dia tertawa dia mengaku nggak pernah sedetik pun dia merasa bahagia seumur hidupnya. Ya ampun kesian banget nggak sih? Kamu pernah stress? Coba bayangkan kamu dalam kondisi seperti itu seumur hidupmu, karena si Arthur ini (nama asli Joker) mengkonsumsi 7 macam obat gangguan jiwa sejak lama.

Dari ekspresi tertawanya inilah yang bikin orang-orang salah paham sama dia. Padahal dia ini awalnya baik, nggak bermaksud ngetawain, tapi dikira ngetawain. Berusaha menghibur anak kecil dianggap mengganggunya. Dari ekspresi tertawanya juga yang menurutku menyebabkan dia mejadi penjahat yang super keji 😭😭😭.
Pembunuhan pertamanya dia lakukan karena kesalahpahaman 3 orang sama tertawanya si joker. Dari pembunuhan pertamanya lalu berentet ke pembunuhan-pembunuhan berikutnya, yang setelah melakukan banyak pembunuhan dia merasa membunuh itu lucu. Sakiiitttt..serius sakit jiwa nih orang.

Nonton film ini tuh diaduk-aduk perasaannya. Awalnya kasian sama was-was khawatir dia diapa-apain sama orang, lalu kemudian tegang dia bakalan ngapain sama orang tapi berakibat melukai dirinya sendiri, lalu tegang karena dia bakalan BERBUAT SADIS SAMA SIAPA LAGI? Jadi bagiku level ketegangannya itu bertambah, dari posisi tangan masih di samping kanan kiri sampai tangan selalu siap siaga nutup mata. Hahaha

Salut banget sama Joaquin Phoenix pemeran si Joker ini. Baguuusss banget ektingnya. Di awal-awal dia bisa terlihat culun lalu berangsur-angsur terlihat sadis dan super sadis di akhir. Sudah gitu berekspresi tertawa tapi terlihat sedih itu susah cuin, juga ekting tertawa terbahak bahak tapi tidak menunjukkan kebahagiaan, tapi menunjukkan emosi lain.

Saking keren actingnya si Joaquin Phoenix aku sama temenku sampai nggak protes dikasih aktor yang kurang ganteng, dan juga terlalu tua untuk joker menurut bayangan kami. Karena menurut bayangan kami Joker yang masih di awal-awal kejahatannya itu harusnya di umur 20an atau paling enggak awal 30an, soalnya si batman sendiri masih umur 8-10 tahun. 

Begitu yah man teman yah, dan jangan nonton Joker karena review ini, tapi nontonlah karena sejak awal kamu sudah tertarik 😂😂😂

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review Drama Korea Romance is a Bonus Book

Dari dulu aku suka banget sama film atau drama dengan setting atau tema kantor, terlebih lagi kalau itu kantor penerbitan. Cerita Drama Korea Romance is a Bonus Book ini sebenernya ringan, tidak terlalu menguras emosi, tapi sangat bisa dinikmati dan bikin penasaran tentu saja. Walau ini sebenernya sangat subyektif ya, tapi menurutku drama korea Romance is a Bonus Book ini  pengemasan ceritanya pas, nggak terlalu lebay. Walau di awal awal terlihat drama romantisnya tapi ceritanya nggak melulu tentang dua orang yang sedang jatuh cinta. Tapi banyak mengangkat cerita-cerita di dunia penerbitan yang kalau kamu pernah kerja di sana kamu bisa relate banget. Juga menceritakan masalah-masalah setiap orang yang bekerja di penerbitan itu, walau cuma sedikit. Aku juga suka cara penulis skenario yang mengajarkan penonton bahwa semua orang itu memiliki cerita masing-masing dan kelemahan masing-masing bahkan pada orang yang keliatan sangat mandiri, kuat dan terlihat seperti penyihir sekalipun

Review Film Korea Hot Young Blood (2012)

Ini film korea yang kutonton bukan saat karantina tapi sebelum itu. Pengen nonton ini sudah lama banget, tapi nggak nemu-nemu filmnya. Di viu dan aplikasi sejenis nggak ada, di web-web yang nyediain download gratis juga nggak ada, di Youtube apalagi. Akhirnya bisa nemu setelah kenalan sama drakor.id+ app, aku suka syekali aplikasi ini. Ini film remaja yang diperanin sama Lee Jung Suk dan Park Bo Young yang berseting di tahun 70an (atau 80an, lupa), karena lupa sama nama karakter di film kita pakai nama asli pemainnya saja ya. Jadi ceritanya si Lee Jung Suk ini palyboy kelas kakap. Serius kalau bukan tokoh utama atau kalau dia di kehidupan nyata, dia ini brengsek banget. Jenis lelaki yang 99% kita jauhi 1%nya karna dia ganteng aja. Dia ini suka banget menargetkan cewek-cewek buat diajak bobok bareng, kalau sudah dapet nanti diputusin. Dan dia punya daftar cewek-ceweknya, kalau sudah berhasil ditandai deh sama dia. Serius nih nulis sambil emosi sama cowok begini. Meskipun sudah terkenal

Review Drama Korea Sky Castle

Setiap orang itu harus punya kebahagiannya sendiri. Harus tau bagaimana cara membuat diri bahagia, bagaimana mencintai diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Itu hikmah yang bisa kuambil dari nonton drama korea sky castle. Nonton drama ini aku berasa diingitkan dan merasa bersyukur karena pada akhirnya aku bisa menemukan apa yang membuatku bahagia.  Drama korea sky castle ini recomended banget menurutku. Baru nonton sampai episode 6 tapi aku sangat merekomendasikannya. Episode pertama sangat membosankan dan membingungkan, aku baru merasa penasaran di episode ke 5. Sky castle ini drama korea bertemakan pendidikan. Sky castle sendiri adalah komplek perumahan high class yang menurutku isinya orang-orang yang tidak bahagia dengan kehidupannya. Orang tua-orang tua yang kurang atau tidak puas dengan citra dirinya sendiri lalu mau merasa terpuaskan dan terbahagiakan melalui keberhasilan anaknya dalam pendidikan.  Ketika anaknya berprestasi dalam pendidikannya, mereka akan dipuja-pu