Setiap orang itu harus punya kebahagiannya sendiri. Harus tau bagaimana cara membuat diri bahagia, bagaimana mencintai diri sendiri dan menghargai diri sendiri. Itu hikmah yang bisa kuambil dari nonton drama korea sky castle. Nonton drama ini aku berasa diingitkan dan merasa bersyukur karena pada akhirnya aku bisa menemukan apa yang membuatku bahagia.
Drama korea sky castle ini recomended banget menurutku. Baru nonton sampai episode 6 tapi aku sangat merekomendasikannya. Episode pertama sangat membosankan dan membingungkan, aku baru merasa penasaran di episode ke 5.
Sky castle ini drama korea bertemakan pendidikan. Sky castle sendiri adalah komplek perumahan high class yang menurutku isinya orang-orang yang tidak bahagia dengan kehidupannya. Orang tua-orang tua yang kurang atau tidak puas dengan citra dirinya sendiri lalu mau merasa terpuaskan dan terbahagiakan melalui keberhasilan anaknya dalam pendidikan.
Ketika anaknya berprestasi dalam pendidikannya, mereka akan dipuja-puja oleh orang tua yang lain. Sebagai ibu dan ayah mereka akan dianggap telah berhasil membesarkan anaknya. Sayangnya demi mendapatkan pengakuan orang lain, mereka mengesampingkan kebahagiaan anaknya. Ketika anaknya stress mereka tidak perduli. Ketika anaknya melakukan tindakan kriminal, mereka menutupinya. Ketika anaknya tidak punya etika pun tidak apa, selama dia ranking 1 di sekolah. Focus utama mereka adalah berprestasi dalam pendidikan, apapun dan bagaimana pun. Serta mengesampingkan yamg lain, termasuk moral dan etika.
Menurutku yang dilakukan oleh orang tua mereka ini benar benar gila dan stupid banget. Tapi aku yakin ini benar-benar ada di dunia nyata, bahkan mungkin di Indonesia, nggak cuma di korea. Di korea sendiri drama ini dianggap sebagai kritik terhadap sistem pendidikan di sana.
Lalu kenapa aku menarik hikmah seperti yang kutulis di paragraf pertama? Karena para orang tua ini adalah orang-orang yang tidak bahagia. Mereka memang digambarkan seperti itu. Orang orang yang tidak bisa membuat diri sendiri bahagia. Orang yang belum selesai dan terpuaskan dengan diri mereka sendiri. Orang yang menganggap dirinya memiliki citra yang khrang baik. Karena ada yang kurang, maka mereka harus menutupi itu dengan pengakuan dari orang lain. Mereka baru akan berbahagia ketika diakui oleh orang lain. Karena itu mereka jadi mudah didekte orang lain.
Menurutku orang yang sudah puas (bahagia) dengan dirinya sendiri itu juga tau bagaimana membahagiakan dirinya sendiri. Dan mereka tidak akan peduli dengan apa kata orang lain. Mungkin sejam dua jam perkataan orang lain akan membuat mereka resah, namun kumudian mereka akan kembali baik baik saja. Karena mereka tau apa yang membuat mereka bahagia mereka jadi tau apa yang mereka inginkan, apa tujuan mereka, apa yang penting dan tidak penting. Perkataan orang lain, akan difilter dengan itu. Apakah ini penting, apakah ini sesuai tujuanku? Dst lalu mereka akan berhasil mengabaikan apa kata orang lain.
Di drama ini juga ditunjukkan hal itu. Sebuah keluarga pendatang yang bahagia, orang tua yang sudah puas dengan diri mereka sendiri. Keluarga ini berorientasi pada kebahagiaan anaknya, bukan berorientasi prestasi anak di sekolah.
Jadi cari taulah tentang apa yang membuatmu bahagia, biarkan dirimu bangga dan bahagia dengan dirimu sendiri. Jangan mencari kompensasi kebahagiaan dengan cara mencari pengakuan dari orang lain. Karena itu melelahkan dan tidak akan membuat dirimu bahagia.
Drama korea sky castle ini recomended banget menurutku. Baru nonton sampai episode 6 tapi aku sangat merekomendasikannya. Episode pertama sangat membosankan dan membingungkan, aku baru merasa penasaran di episode ke 5.
Sky castle ini drama korea bertemakan pendidikan. Sky castle sendiri adalah komplek perumahan high class yang menurutku isinya orang-orang yang tidak bahagia dengan kehidupannya. Orang tua-orang tua yang kurang atau tidak puas dengan citra dirinya sendiri lalu mau merasa terpuaskan dan terbahagiakan melalui keberhasilan anaknya dalam pendidikan.
Ketika anaknya berprestasi dalam pendidikannya, mereka akan dipuja-puja oleh orang tua yang lain. Sebagai ibu dan ayah mereka akan dianggap telah berhasil membesarkan anaknya. Sayangnya demi mendapatkan pengakuan orang lain, mereka mengesampingkan kebahagiaan anaknya. Ketika anaknya stress mereka tidak perduli. Ketika anaknya melakukan tindakan kriminal, mereka menutupinya. Ketika anaknya tidak punya etika pun tidak apa, selama dia ranking 1 di sekolah. Focus utama mereka adalah berprestasi dalam pendidikan, apapun dan bagaimana pun. Serta mengesampingkan yamg lain, termasuk moral dan etika.
Menurutku yang dilakukan oleh orang tua mereka ini benar benar gila dan stupid banget. Tapi aku yakin ini benar-benar ada di dunia nyata, bahkan mungkin di Indonesia, nggak cuma di korea. Di korea sendiri drama ini dianggap sebagai kritik terhadap sistem pendidikan di sana.
Lalu kenapa aku menarik hikmah seperti yang kutulis di paragraf pertama? Karena para orang tua ini adalah orang-orang yang tidak bahagia. Mereka memang digambarkan seperti itu. Orang orang yang tidak bisa membuat diri sendiri bahagia. Orang yang belum selesai dan terpuaskan dengan diri mereka sendiri. Orang yang menganggap dirinya memiliki citra yang khrang baik. Karena ada yang kurang, maka mereka harus menutupi itu dengan pengakuan dari orang lain. Mereka baru akan berbahagia ketika diakui oleh orang lain. Karena itu mereka jadi mudah didekte orang lain.
Menurutku orang yang sudah puas (bahagia) dengan dirinya sendiri itu juga tau bagaimana membahagiakan dirinya sendiri. Dan mereka tidak akan peduli dengan apa kata orang lain. Mungkin sejam dua jam perkataan orang lain akan membuat mereka resah, namun kumudian mereka akan kembali baik baik saja. Karena mereka tau apa yang membuat mereka bahagia mereka jadi tau apa yang mereka inginkan, apa tujuan mereka, apa yang penting dan tidak penting. Perkataan orang lain, akan difilter dengan itu. Apakah ini penting, apakah ini sesuai tujuanku? Dst lalu mereka akan berhasil mengabaikan apa kata orang lain.
Di drama ini juga ditunjukkan hal itu. Sebuah keluarga pendatang yang bahagia, orang tua yang sudah puas dengan diri mereka sendiri. Keluarga ini berorientasi pada kebahagiaan anaknya, bukan berorientasi prestasi anak di sekolah.
Jadi cari taulah tentang apa yang membuatmu bahagia, biarkan dirimu bangga dan bahagia dengan dirimu sendiri. Jangan mencari kompensasi kebahagiaan dengan cara mencari pengakuan dari orang lain. Karena itu melelahkan dan tidak akan membuat dirimu bahagia.
Komentar
Posting Komentar